Daftar Isi
Mengapa Penting Memahami Risiko Deposito?
Banyak orang mengenal deposito sebagai pilihan investasi aman dengan bunga stabil dan risiko rendah. Namun, tak banyak yang benar-benar memahami bahwa deposito juga memiliki risiko tersendiri, meski tidak sebesar instrumen investasi lain seperti saham atau reksa dana.
Bagi kamu yang ingin mulai berinvestasi secara aman, penting untuk memahami risiko deposito agar tidak salah langkah dalam mengelola dana. Dengan begitu, kamu bisa membuat strategi keuangan yang lebih matang dan sesuai profil risikomu.
Deposito pada dasarnya adalah produk simpanan berjangka di bank yang memberikan bunga tetap. Dana yang kamu simpan tidak bisa diambil sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo, kecuali dengan konsekuensi tertentu. Misalnya, jika kamu membuka deposito di Bank Lescadana, kamu akan mendapatkan bunga tetap selama periode tertentu sesuai kesepakatan tenor.
Namun, apakah benar deposito 100% aman? Mari kita bahas lebih dalam.
Jenis dan Risiko yang Dapat Terjadi pada Deposito
Walaupun dikenal stabil, deposito tetap memiliki sejumlah risiko yang perlu kamu pahami. Berikut beberapa risiko utama deposito yang perlu diketahui sebelum kamu menempatkan dana di sana:
1. Risiko Likuiditas: Tidak Bisa Dicairkan Sewaktu-Waktu
Risiko pertama yang sering dialami nasabah adalah kurangnya fleksibilitas dana. Ketika kamu menyimpan uang di deposito, dana tersebut tidak bisa diambil sebelum jatuh tempo.
Jika kamu mencairkannya lebih awal, bank akan memberlakukan penalti atau menghapus bunga yang seharusnya kamu terima. Artinya, meskipun deposito aman, kamu tetap perlu memastikan bahwa dana yang kamu simpan bukan dana untuk kebutuhan mendadak.
Sebagai contoh, jika kamu menempatkan dana Rp50 juta dalam tenor 12 bulan di Bank Lescadana, maka dana tersebut akan “terkunci” selama satu tahun. Karena itu, penting memisahkan dana darurat dari dana investasi jangka menengah seperti deposito.
2. Risiko Inflasi: Nilai Uang Bisa Tergerus
Salah satu risiko tersembunyi dari deposito adalah risiko inflasi. Inflasi menyebabkan nilai uang menurun dari waktu ke waktu.
Misalnya, bunga deposito kamu sebesar 4,5% per tahun, tetapi tingkat inflasi mencapai 5%. Maka secara riil, kamu justru mengalami penurunan daya beli sebesar 0,5%.
Oleh karena itu, meskipun deposito tergolong investasi aman, hasilnya bisa saja tidak mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa. Sebagai solusi, kamu bisa memadukan deposito dengan instrumen investasi lain agar imbal hasilnya lebih seimbang.
3. Risiko Gagal Bayar Bank
Meskipun jarang terjadi, risiko gagal bayar tetap ada. Risiko ini bisa muncul jika bank mengalami masalah likuiditas atau bahkan kebangkrutan.
Namun, kabar baiknya: deposito di Indonesia dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga maksimal Rp2 miliar per nasabah per bank, sesuai ketentuan yang berlaku.
Jadi, selama kamu menempatkan dana di bank yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, seperti Bank Lescadana, dana kamu tetap aman. Untuk memastikan bank pilihanmu diawasi lembaga resmi, kamu bisa memverifikasi langsung melalui situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
4. Risiko Suku Bunga Pasar yang Berubah
Deposito memang memiliki bunga tetap selama tenor berjalan. Tapi ketika tenor berakhir dan kamu ingin memperpanjangnya, suku bunga baru bisa berbeda dengan yang sebelumnya.
Jika tren suku bunga pasar sedang turun, bunga deposito yang kamu peroleh pada periode berikutnya bisa lebih kecil. Risiko ini termasuk risiko suku bunga, yang berdampak pada hasil investasi jangka panjang.
Untuk mengantisipasinya, kamu bisa membagi dana deposito ke beberapa tenor berbeda (laddering) agar hasilnya tetap stabil meskipun suku bunga berubah.
5. Risiko Pajak atas Bunga Deposito
Setiap bunga yang kamu peroleh dari deposito akan dikenakan pajak sebesar 20%, sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Misalnya, jika kamu mendapatkan bunga bruto Rp1 juta, maka setelah dipotong pajak, kamu akan menerima Rp800 ribu.
Meskipun ini bukan risiko dalam arti kehilangan modal, tetap saja berpengaruh terhadap hasil akhir investasi yang kamu terima.
Seberapa Aman Deposito Dibanding Investasi Lain?
Secara umum, deposito adalah salah satu instrumen investasi paling aman. Keamanan ini berasal dari:
- Pengawasan ketat oleh OJK
- Penjaminan oleh LPS hingga Rp2 miliar per nasabah
- Mekanisme bunga tetap yang tidak dipengaruhi fluktuasi pasar
Namun, penting dipahami bahwa aman bukan berarti tanpa risiko sama sekali. Dalam konteks keuangan, setiap instrumen investasi memiliki karakteristik risiko dan keuntungan masing-masing.
Jika dibandingkan:
- Saham berisiko tinggi, tetapi potensi keuntungannya juga besar.
- Reksa dana memiliki risiko menengah dengan fleksibilitas lebih tinggi.
- Deposito paling aman, tetapi dengan imbal hasil yang lebih rendah.
Jadi, pilihan terbaik bergantung pada tujuan keuangan dan toleransi risiko kamu.
Tips Menjaga Keamanan Dana di Deposito
Agar deposito kamu tetap aman dan menguntungkan, ikuti beberapa tips berikut:
1. Pilih Bank yang Terpercaya dan Diawasi OJK
Pastikan kamu hanya membuka deposito di bank yang terdaftar resmi di OJK dan dijamin LPS. Kamu bisa mempertimbangkan bank yang memiliki reputasi baik seperti Bank Lescadana yang menyediakan layanan deposito dengan bunga kompetitif dan proses pembukaan mudah.
2. Jangan Menaruh Semua Dana di Satu Bank
Meskipun LPS menjamin hingga Rp2 miliar per bank, ada baiknya kamu menyebar dana deposito ke beberapa bank berbeda. Tujuannya adalah untuk diversifikasi risiko dan memastikan seluruh dana tetap terjamin.
3. Sesuaikan Tenor dengan Tujuan Keuangan
Jika kamu butuh dana dalam waktu dekat, pilih tenor pendek seperti 1–3 bulan.
Namun jika tujuan kamu jangka menengah, tenor 6–12 bulan bisa memberikan bunga lebih optimal tanpa mengganggu likuiditas keuanganmu.
4. Hindari Mencairkan Sebelum Jatuh Tempo
Cairkan deposito hanya setelah jatuh tempo agar kamu tidak kehilangan bunga atau terkena penalti.
Kalau kamu tipe yang mudah tergoda untuk menarik dana, aktifkan fitur Automatic Roll Over (ARO) agar deposito otomatis diperpanjang tanpa repot.
5. Pantau Tren Suku Bunga
Sebelum memperpanjang deposito, cek dulu tren suku bunga pasar.
Jika bunga sedang menurun, kamu bisa mempertimbangkan membuka deposito di bank yang menawarkan bunga lebih kompetitif—selama tetap sesuai ketentuan LPS.
Apakah Deposito Masih Layak untuk Investor Modern?
Jawabannya: ya, tetap layak, terutama untuk kamu yang mencari investasi aman dengan hasil stabil. Deposito bisa menjadi pondasi portofolio investasi karena sifatnya yang konservatif.
Namun, untuk memaksimalkan potensi keuntungan, kamu bisa memadukan deposito dengan instrumen lain seperti reksa dana pasar uang atau obligasi pemerintah. Dengan cara ini, kamu bisa menjaga keseimbangan antara keamanan dan pertumbuhan modal.
Walau dikenal aman, deposito tetap memiliki risiko yang perlu dipahami oleh setiap investor. Risiko seperti likuiditas, inflasi, perubahan bunga, hingga pajak dapat memengaruhi hasil akhirnya. Namun dengan pemahaman dan strategi yang tepat, deposito tetap menjadi instrumen investasi yang relevan dan stabil.
Jika kamu ingin menempatkan dana dengan aman, bunga kompetitif, dan proses mudah, kamu bisa memulai melalui Bank Lescadana. Pastikan juga selalu memantau informasi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar investasi kamu tetap aman dan sesuai regulasi.



