Daftar Isi
- 1 Mengapa Laddering Deposito Layak Dipertimbangkan?
- 2 Apa Itu Strategi Laddering Deposito?
- 3 Keuntungan Menerapkan Laddering Deposito
- 4 Cara Menerapkan Strategi Laddering Deposito
- 5 Simulasi Laddering Deposito untuk Memaksimalkan Keuntungan
- 6 Tips Memaksimalkan Strategi Laddering Deposito
- 7 Kekurangan dan Kelebihan Laddering Deposito
- 8 Kesimpulan
Mengapa Laddering Deposito Layak Dipertimbangkan?
Bagi banyak orang, deposito masih menjadi pilihan utama untuk menyimpan dana secara aman sambil mendapatkan bunga yang stabil. Namun, ada satu tantangan umum yang sering muncul, bunga deposito bisa berubah seiring waktu, terutama ketika suku bunga acuan Bank Indonesia mengalami fluktuasi.
Di sinilah konsep laddering deposito berperan penting. Strategi ini memungkinkan kamu untuk memaksimalkan bunga deposito sekaligus menjaga fleksibilitas dalam mengatur likuiditas dana.
Dengan menerapkan strategi laddering, kamu bisa tetap mendapatkan bunga tinggi, tetapi tidak kehilangan kesempatan mencairkan sebagian dana jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Apa Itu Strategi Laddering Deposito?
Secara sederhana, laddering deposito adalah teknik membagi dana deposito ke dalam beberapa tenor (jangka waktu) yang berbeda. Tujuannya adalah agar setiap bagian deposito jatuh tempo pada waktu yang berbeda, sehingga kamu bisa menikmati bunga tinggi sekaligus memiliki dana yang cair secara berkala.
Contoh sederhananya:
- Kamu memiliki dana Rp60 juta.
- Alih-alih menaruh semuanya dalam satu deposito 12 bulan, kamu membaginya menjadi:
- Rp20 juta dengan tenor 3 bulan
- Rp20 juta dengan tenor 6 bulan
- Rp20 juta dengan tenor 12 bulan
Ketika deposito pertama jatuh tempo di bulan ke-3, kamu bisa mencairkannya atau memperpanjangnya dengan bunga terbaru. Dengan cara ini, kamu tidak terikat penuh pada satu tenor, tetapi tetap bisa memanfaatkan bunga deposito jangka panjang yang lebih tinggi.
Keuntungan Menerapkan Laddering Deposito
Strategi laddering bukan hanya populer di kalangan investor konservatif, tetapi juga di antara mereka yang ingin menjaga keseimbangan antara keamanan, likuiditas, dan hasil bunga tinggi. Berikut adalah beberapa keunggulannya:
1. Mendapatkan Kombinasi Bunga Tinggi dan Akses Dana Berkala
Biasanya, tenor deposito yang lebih panjang memberikan bunga lebih tinggi. Namun, dengan sistem laddering, kamu tetap bisa menikmati bunga deposito jangka panjang tanpa harus mengunci semua dana sekaligus.
Setiap kali satu deposito jatuh tempo, kamu bisa memutuskan apakah ingin mencairkan dana atau memperpanjangnya dengan suku bunga terbaru, memberikan kontrol yang fleksibel atas keuanganmu.
2. Mengurangi Risiko Fluktuasi Suku Bunga
Suku bunga deposito sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Ketika BI Rate naik, bunga deposito biasanya ikut naik, dan sebaliknya.
Dengan laddering, kamu tidak terjebak pada satu tingkat bunga saja. Sebagian dana kamu akan selalu berada dalam posisi siap diperbarui dengan bunga terbaru, sehingga kamu bisa memanfaatkan kenaikan suku bunga tanpa harus menunggu deposito jangka panjang berakhir.
3. Menjaga Likuiditas Keuangan Pribadi
Berbeda dari deposito tunggal yang membuat dana tidak bisa diakses hingga jatuh tempo, laddering memungkinkan kamu memiliki sebagian dana yang cair secara rutin.
Misalnya, setiap tiga bulan sekali ada satu deposito yang jatuh tempo, ini membuat kamu tetap memiliki dana darurat tanpa harus mencairkan seluruh simpanan dan terkena penalti.
4. Membantu Perencanaan Keuangan Lebih Terarah
Strategi laddering bisa disesuaikan dengan tujuan keuangan pribadi.
Contoh:
- Deposito tenor 3 bulan untuk dana liburan.
- Deposito tenor 6 bulan untuk biaya pendidikan anak.
- Deposito tenor 12 bulan untuk investasi jangka menengah.
Dengan begitu, setiap jatuh tempo memiliki tujuan yang jelas, bukan sekadar menyimpan uang tanpa arah.
Cara Menerapkan Strategi Laddering Deposito
Meskipun konsepnya sederhana, penerapan laddering deposito perlu perencanaan agar hasilnya optimal. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:
1. Tentukan Total Dana dan Tujuan Keuangan
Langkah pertama adalah menentukan berapa total dana yang ingin kamu tempatkan dan untuk apa tujuannya. Misalnya, kamu punya dana Rp100 juta untuk disimpan selama 2 tahun, tapi ingin tetap punya akses sebagian setiap beberapa bulan. Maka laddering bisa jadi solusi ideal.
2. Bagi Dana ke Beberapa Tenor
Setelah menentukan dana, bagi menjadi beberapa tenor. Contoh skenario:
- Rp25 juta untuk tenor 3 bulan
- Rp25 juta untuk tenor 6 bulan
- Rp25 juta untuk tenor 9 bulan
- Rp25 juta untuk tenor 12 bulan
Ketika tenor 3 bulan berakhir, kamu bisa memperpanjangnya menjadi tenor 12 bulan, dan begitu seterusnya. Dengan cara ini, setiap tiga bulan ada deposito yang jatuh tempo dan kamu terus memperbarui sesuai bunga terbaru.
3. Gunakan Bank dengan Bunga Kompetitif dan Layanan ARO
Agar laddering berjalan lancar, pilih bank yang memiliki:
- Bunga deposito kompetitif
- Sistem Automatic Roll Over (ARO) untuk memperpanjang otomatis saat jatuh tempo
- Kemudahan deposito online agar pengelolaan lebih praktis
Sebagai contoh, Bank Lescadana menawarkan berbagai pilihan tenor fleksibel dan sistem ARO yang membantu nasabah mengatur strategi laddering tanpa repot.
4. Pantau Perubahan Suku Bunga Secara Berkala
Strategi laddering akan lebih efektif jika kamu aktif memantau perubahan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Ketika tren bunga naik, perpanjang deposito kamu dengan bunga terbaru. Sebaliknya, jika bunga menurun, kamu tetap memiliki deposito dengan bunga lama yang lebih tinggi.
Kamu bisa melihat informasi resmi mengenai suku bunga dan kebijakan moneter di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau BI.
Simulasi Laddering Deposito untuk Memaksimalkan Keuntungan
Agar lebih mudah dipahami, berikut contoh simulasi perbandingan antara deposito tunggal dan strategi laddering.
| Skema | Nominal Total | Tenor | Bunga per Tahun | Keuntungan (Setelah Pajak 20%) |
| Deposito Tunggal | Rp100.000.000 | 12 bulan | 5% | Rp4.000.000 |
| Laddering Deposito (3 tenor) | Rp100.000.000 (3 tenor berbeda) | 3,6, dan 12 bulan | 4,8% | Rp4.100.000 – Rp4.300.000 |
Dari simulasi di atas, terlihat bahwa laddering memberikan keuntungan bersih lebih tinggi dan fleksibilitas lebih baik, karena kamu bisa memperbarui sebagian deposito saat bunga meningkat.
Tips Memaksimalkan Strategi Laddering Deposito
- Gunakan minimal 3–4 tenor berbeda untuk hasil yang seimbang.
- Pilih bank dengan bunga kompetitif dan reputasi baik, seperti Bank Lescadana.
- Manfaatkan fitur deposito online agar mudah dipantau dan dikelola.
- Perbarui tenor dengan suku bunga terbaru saat jatuh tempo.
- Pastikan dana tetap dalam batas penjaminan LPS (Rp2 miliar per nasabah per bank) agar tetap aman.
Dengan strategi ini, kamu bisa memaksimalkan keuntungan bunga tanpa mengorbankan fleksibilitas keuangan.
Kekurangan dan Kelebihan Laddering Deposito
| Aspek | Kelebihan | Kekurangan |
| Keuntungan Bunga | Potensi bunga lebih tinggi karena kombinasi tenor | Perlu perencanaan awal yang cermat |
| Fleksibilitas Dana | Dana cair bertahap tanpa penalti | Sebagian dana tetap terikat hingga jatuh tempo |
| Manajemen Risiko | Terlindung dari fluktuasi suku bunga | Membutuhkan monitoring rutin |
| Keamanan | Aman karena dijamin LPS | Keuntungan relatif terbatas dibanding investasi pasar modal |
Kesimpulan
Strategi laddering deposito adalah cara cerdas untuk mendapatkan bunga tinggi sekaligus menjaga fleksibilitas keuangan. Dengan membagi dana ke dalam beberapa tenor, kamu bisa menikmati kombinasi antara keamanan, keuntungan, dan kemudahan akses dana. Langkah ini cocok untuk siapa pun yang ingin mengoptimalkan hasil dari deposito tanpa harus mengambil risiko besar.
Jika kamu ingin mulai menerapkan strategi laddering dengan bunga kompetitif dan sistem digital yang praktis, kamu dapat membuka deposito di Bank Lescadana. Untuk memastikan keamanan dana, pastikan juga bank tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dijamin oleh LPS.
Dengan perencanaan yang matang dan strategi laddering yang tepat, kamu bisa memaksimalkan imbal hasil deposito secara aman dan efisien.


